kemendagri-inovasi-tak-harus-baru-tapi-harus-bisa-dirasakan

Inovasi Daerah Menurut Kemendagri: Dampak Nyata Lebih Penting dari Baru

Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri, Yusharto Huntoyungo, menegaskan pentingnya inovasi nyata. Ia menyampaikan bahwa inovasi tidak harus selalu baru, tetapi harus mampu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Inovasi Daerah di Magelang, beliau menekankan bahwa inovasi harus berdampak langsung dan positif bagi masyarakat. Selain itu, inovasi bisa berupa adopsi atau replikasi yang disesuaikan dengan kondisi lokal. Hal ini agar lebih relevan dan efektif dalam meningkatkan pelayanan publik di daerah. Pemerintah daerah harus memahami bahwa inovasi bukan sekadar penciptaan baru, melainkan terobosan yang memberikan manfaat nyata. Dalam konteks ini, inovasi yang berdampak langsung dan pengaruhnya nyata ke masyarakat, merupakan prioritas utama. Oleh karena itu, inovasi lokal harus fokus kepada manfaat langsung dan keberlanjutan.

Kemendagri mengingatkan bahwa banyak perangkat daerah merasa takut berinovasi karena khawatir akan kesalahan administratif. Selain itu, kekhawatiran tersebut sering membuat aparatur sipil negara (ASN) ragu mencoba inovasi baru. Oleh karena itu, diperlukan keberanian dalam berinovasi tanpa takut melakukan kesalahan. Inovasi yang berhasil menimbulkan perubahan positif di masyarakat, harus didukung penuh dan dihargai. Pemerintah pusat dan daerah harus bekerja sama untuk memupuk budaya inovasi yang berorientasi pada manfaat nyata. Sebab, inovasi yang berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat, akan memperkuat pembangunan daerah. Moving forward, pemerintah daerah harus mampu mengadopsi inovasi dengan fokus pada hasil yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa inovasi efektif tidak harus selalu baru, namun harus memberikan manfaat nyata dan berkelanjutan.