
PKB DKI Jakarta Dorong Integrasi Pesantren dalam Pembangunan Daerah
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD DKI Jakarta menegaskan perlunya integrasi pesantren dan penguatan pendidikan keagamaan dalam skema pembangunan daerah. Sebagai salah satu kawasan metropolitan terbesar di Indonesia, Jakarta memiliki lebih dari 120 pondok pesantren yang tersebar di berbagai wilayah, khususnya di daerah padat penduduk.
Dalam rapat paripurna DPRD DKI Jakarta yang berlangsung pada Senin, 16 Juni 2025, anggota Fraksi PKB, Muhammad Lefy, menyampaikan pentingnya pengakuan dan pemberdayaan pondok pesantren sebagai bagian dari pembangunan wilayah. Ia menyoroti bahwa sebagian besar pesantren di Jakarta berlokasi di kawasan dengan fasilitas terbatas, sehingga membutuhkan perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah.
Penguatan pendidikan keagamaan dan kelembagaan pesantren di Jakarta menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal. Integrasi pesantren ke dalam skema pembangunan daerah diharapkan mampu meningkatkan peran pesantren sebagai pusat pendidikan, karakter, dan budaya yang penting bagi masyarakat Jakarta.
PKB DKI Jakarta mendesak Pemerintah Provinsi untuk mengintegrasikan pesantren ke dalam program pembangunan daerah, termasuk dalam alokasi anggaran serta pengembangan fasilitas dan layanan. Hal ini bertujuan agar pesantren dapat berkembang secara optimal dan mampu memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di Jakarta.
Selain itu, penguatan pesantren juga selaras dengan visi Jakarta sebagai kota yang berbudaya, toleran, dan berdaya saing. Melalui dukungan kebijakan yang tepat, pesantren dapat menjadi mitra strategis dalam menciptakan masyarakat Jakarta yang berpendidikan, berakhlak, dan berkerjasama secara harmonis.
Ke depan, diharapkan kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pesantren dapat terus diperkuat. Integrasi pesantren dalam program pembangunan daerah tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan tetapi juga membangun sinergi positif demi kemajuan Jakarta sebagai kota metropolitan yang berbudaya dan religius.