
Peran Aktif DPR RI dalam Meredam Ketegangan Iran-Israel untuk Stabilitas Global
Ketegangan antara Iran dan Israel yang belakangan ini memanas semakin menimbulkan kekhawatiran akan dampak global yang luas. Konflik ini tidak hanya mengancam stabilitas di kawasan Timur Tengah, tetapi juga berpotensi melebar ke skala internasional, mengganggu keamanan dan kestabilan dunia. Dalam situasi ini, peranan aktif pemerintah Indonesia, khususnya DPR RI, menjadi kunci dalam mendukung upaya perdamaian dan mencegah eskalasi konflik yang lebih parah.
Anggota Komisi I DPR RI, Yudha Novanza Utama, menegaskan pentingnya Indonesia mengambil posisi yang tegas dan diplomatis dalam konflik Iran-Israel. Ia menyarankan agar pemerintah Indonesia dapat berperan sebagai mediator dan pendukung diplomasi internasional guna menciptakan resolusi damai. “Serangan balasan dan serangan udara yang dilakukan kedua negara ini merusak ketertiban dunia dan menimbulkan ketidakpastian ekonomi global,” ujar Yudha di Jakarta, Senin, menekankan pentingnya langkah diplomatis yang aktif dari Indonesia.
Yudha Novanza Utama menambahkan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis sebagai negara yang mengedepankan politik bebas aktif dan tidak memihak. Pendekatan ini harus dimanfaatkan untuk mendekatkan diri dengan komunitas internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), agar lebih lantang menyerukan perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah. Ia menegaskan bahwa isu ini bukan sekadar konflik antara dua negara, tetapi bagian dari stabilitas keamanan dunia yang harus dipertahankan.
Ketegangan yang terus meningkat antara Iran dan Israel berimplikasi luas, termasuk gangguan terhadap infrastruktur energi, lonjakan harga minyak dunia, serta pengaruh negatif terhadap jalur penerbangan dan pelayaran internasional di kawasan tersebut. Oleh karena itu, Yudha menekankan pentingnya diplomasi aktif dan perundingan sebagai solusi utama untuk meredam konflik ini sebelum meluas dan menimbulkan kerusakan yang lebih besar.
Dia juga mengingatkan bahwa jika konflik ini tidak segera diatasi, risiko penyebarannya akan meluas ke berbagai sektor lain seperti ekonomi dan politik internasional. Untuk itu, Indonesia harus tampil sebagai kekuatan moral dan diplomatik yang mampu menengahi dan mendorong penyelesaian perdamaian yang adil dan berkelanjutan. “Demi kemanusiaan, perdamaian harus menjadi prioritas setiap negara,” katanya.
Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa ketegangan antara Iran dan Israel sudah mencapai fase yang sangat berbahaya. Iran melancarkan serangan rudal sebagai respons terhadap serangan udara Israel ke Teheran dan kota-kota lainnya, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan properti. Situasi ini memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik serta berdampak terhadap stabilitas kawasan dan dunia secara umum.
Selain mengkhawatirkan dampak langsung di lapangan, konflik ini mengganggu kestabilan pasar energi global, meningkatkan harga minyak dunia, dan memperlihatkan betapa pentingnya diplomasi internasional dalam menanggulangi ketegangan ini. Komunitas global, termasuk negara-negara G7 dan PBB, telah menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mencari solusi damai untuk mengekang eskalasi yang tidak terkendali.
Yudha Novanza Utama menegaskan bahwa Indonesia seharusnya tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga berperan aktif sebagai kekuatan moral dan diplomatik. Dengan pendekatan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia dapat mendorong forum internasional dan mendukung upaya perdamaian yang berkelanjutan. Ini demi mencegah perang yang lebih luas dan memastikan keamanan serta stabilitas global tetap terjaga.