atletico-tersungkur-griezmann-puasa-gol-nyaris-1-000-menit

Atletico Tersungkur, Striker Antoine Griezmann Puasa Gol Nyaris 1.000 Menit di Piala Dunia Antarklub 2025

Dalam pertandingan Piala Dunia Antarklub 2025 yang berlangsung di Rose Bowl, Pasadena, Antoine Griezmann kembali mengalami masa sulit dalam urusan mencetak gol. Meskipun tampil penuh membela Atletico Madrid, pemain jebolan tim nasional Prancis tersebut belum mampu mengomentari kembali papan skor selama hampir 1.000 menit per pertandingan.

Pada pertandingan melawan Paris Saint-Germain, Atletico yang harus bertanding dengan kekuatan penuh, mengalami kekalahan telak dengan skor 0-4. Kehadiran Griezmann di lini serang tidak mampu membawa skuad Los Colchoneros keluar dari tekanan. PSG yang tampil kuat sejak awal mampu mencetak dua gol dalam paruh pertama melalui Fabian Ruiz dan Vitinha, yang membuat Atletico tertinggal cukup jauh di babak pertama.

Situasi menjadi semakin sulit bagi Atletico ketika Clement Lenglet mendapatkan kartu kuning kedua, yang berujung kartu merah dan mengurangi jumlah pemain di lapangan. Kondisi ini membuat Atletico semakin sulit mengendalikan permainan dan bertahan menghadapi serangan tim lawan.

Di babak kedua, PSG semakin leluasa menyerang dan menambah dua gol lagi melalui Senny Mayulu dan Lee Kang-in yang mendapatkan penalti. Kemenangan besar PSG ini menempatkan mereka di posisi terbaik dalam grup, sementara Atletico harus menelan pil pahit dan memperbaiki performa mereka di pertandingan selanjutnya.

Antoine Griezmann, yang selama ini dikenal sebagai salah satu striker terbaik dan sangat ditunggu-tunggu kehadirannya di lini depan, masih belum mampu mencetak gol di ajang internasional tahun ini. Rekor puasa gol yang hampir menyentuh angka 1.000 menit ini menjadi tantangan besar bagi pemain berusia 32 tahun tersebut untuk kembali menunjukkan ketajamannya di lapangan.

Kedepannya, Atletico Madrid dan Antoine Griezmann diharapkan akan melakukan evaluasi strategis agar bisa kembali menampilkan permainan terbaik mereka. Momen ini menjadi pengingat bahwa prestasi di dunia sepak bola tidak hanya bergantung pada individu, tetapi juga pada keberanian tim dan kejelian taktik pelatih.